Jumat, 15 April 2011

pengantar sangat singkat mengenai kapitalisme

Kapitalisme
Kapitalisme adalah system social dan ekonomi yang mengakui kepemilikan hak-hak individu, termasuk hak milik dan kekayaan. Secara ekonomi, system ekonomi kapitalis alat-alat produksi dimiliki oleh individu dan dioperasikan untuk mencapai keuntungan pribadi dari pemilik factor produksi tersebut.  Dimana keputusan mengenai penawaran, permintaan, harga,distribusi dan investasi ditentukan oleh pelaku swasta (pasar) daripada perencanaan pusat oleh pemerintah. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal dan pelaku investasi. Dalam system ekonomi ini fungsi pemerintah hanyalah sebagai penjaga atau pengaman para pemilik modal untuk dapat terus berproduksi. Negara tidak berhak mengintervensi pasar dan bahkan gaji para pekerja yang ada ditetapkan oleh masing-masing perusahaan tempat mereka bekerja dan pemerintah tidak berhak mengintervensinya.  Dari segi proses, kapitalisme adalah system ekonomi yang hanya mengakui satu hukum yaitu hukum tawar menawar dipasar, atau bisa disebut juga kapitalisme adalah suatu system ekonomi yang bebas dari berbagai halangan, baik itu dari raja maupun dari penguasa lainnya (orang boleh membeli dan menjual barang dipasar manapun) dan bebas dari pembatasan-pembatasan produksi orang boleh membuat atau memproduksi barang apapun), bebas dari pembatasan tenaga kerja (bebas mencari pekerja dimanapun, ia tidak terikat pada suatu desa atau tempat). Dalam kapitalisme yang menentukan semuanya hanyalah semata-mata keuntungan yang lebih besar.
Marx beranggapan bahwa dasar yang menyebabkan ketimpangan social masyarakat adalah adanya hak kepemilikan pribadi. Asumsi Marx didasrkan pada pandangannya terhadap kapitalisme yang menyebabkan terkotaknya masyrakat menjadi dua kelompok besar yaitu Borjuis dan Ploretar. Dimana Kaum Borjuis adalah kaum yang memiliki modal dan menguasai factor-faktor produksi yang ada, dan kaum Ploretarian adalah kaum buruh yaitu mereka yang tidak mempunyai akses kepada factor produksi dan hanya menggantungkan diri pada pemilik modal untuk dapat mendapatkan hasil produksi (untuk melanjutkan hidupnya). Marx juga mengkritik kapitalisme karena utama dari system ekonomi tersebut hanyalah uang. Karena semakin banyak uang yang mereka peroleh maka semakin besar juga kedudukan mereka di pasar,dan sebaliknya. Karena itulah menganggap kapitalisme sebagai suatu yang egoistic,mementingkan untuk memperoleh keuntungan sendiri, sebagai nilai tertinggi.
Karena itulah kapitalisme akan menciptakan suatu kondisi yang cukup ketat dan bahkan menjadi liar, karena tidak adanya suatu mekanisme untuk melindungi mereka yang mempunyai modal kecil akan menciptakan suatu hokum tunggal dalam pasar, yaitu hukum rimba, dimana hanya yang kuatlah yang akan bertahan dan yang lemah akan dimakan oleh yang kuat. Hal ini tentu membuat orang akan berusaha untuk menurunkan biaya produksinya, agar mereka dapat menjual barang yang lebih murah dan menguasai pasar, sehingga mereka akan medapatkan untung yang sebanyak-banyaknya.
Prinsip efisiensi inilah yang membuat sistem kapitalisme melakukan eksploitasi terhadap para pekerja. Marx menyebut eksploitasi ini sebagai teori nilai lebih, yaitu satu-satunya cara bagi para pemilik modal untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah dengan meminimalisir factor produksi, dimana factor produksi itu adalah mesin, bahan baku, dan tenaga kerja. Mesin dan bahan baku adalah suatu factor produksi yang konstan, yaitu factor produksi yang tidak dapat diminimalisir harganya, sedangkan tenaga kerja adalah factor produksi yang bisa diminimalisir harganya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari analogi berikut ini :
“ Untuk membuat pakaian dibutuhkan factor produksi adalah mesin jahit, kain dan tenaga kerja untuk menjahitnya. Dan jika harga mesin jahit adalah 100 dan harga kain adalah 10 dan us dibayarkan kepada pekerja agar dia dapat hidup layak adalah 50, , maka pemilik modal seharusnya membayar sebanyak harga yang disebutkan diatas untuk memproduksi sebuah baju adalah 160. Namun dikarenakan pemilik modal ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, maka pemilik modal akan berusaha untuk meminimalisir modalnya dalam berproduksi, jika kita lihat dari factor produksi diatas maka kita akan mendapati bahwa harga mesin dan harga bahan baku tidak dapat diminimalisir sama sekali, karena jika dikurangi maka proses produksi tidak akan berjalan ( pemilik modal tidak akan dapat memiliki mesin jahit bila tidak mengeluarkan uang 100 untuk membeli mesin jahit tersebut atau pemilik modal tidak akan mendapatkan cukup bahan untuk membuat pakaian pakaian bila tidak mengeluarkan uang 10), karena itulah satu-satunya cara agar pemilik modal mendapatkan keuntungan adalah dengan mengurangi upah buruh kerjanya. Bila uang yang mesti dikeluarkan adalah 50 agar buruh dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (seperti makan yang layak, biaya kesehatan, biaya pendidikan anak, dan tabungan masa depan), pemilik modal hanya akan membayarkan biaya yang dibutuhkan buruh untuk dapat memperbarui tenaganya agar dapat tetap bekerja (jika untuk makan buruh membutuhkan biaya 10, pemilik modal hanya akan membayar buruh tersebut dengan upah 10, sehingga iya dapat menjadikan 40 sisanya sebagai keuntungannya)”. 
Hal inilah yang dikatakan Marx bahwa para kapitalis akan berusaha berekspansi keluar dari Negara asal mereka, mereka akan berusaha mencari tempat yang paling murah untuk berproduksi. Karena itulah mereka akan menempatkan pabrik-pabrik mereka dinegara-negara terbelakang, dengan asumsi bahwa dinegara terbelakang taraf hidup rakyatnya masih tergolong rendah dan menghadapi masalah kemiskinan karena tidak ketidak mampuan pemerintahan menyediakan jaminan sosial, sehingga mereka akan mendapatkan tenaga kerja dengan bayaran murah.


Daftar Pustaka
  1.  http://www.capitalism.org/faq/capitalism.htm
  2. Magnis Suseno, Franz. Pemikiran Karl Marx : Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan Revisionisme. Gramedia Pustaka Utama, 2001
  3. Luxembur, Rosa.  The Accumulation Of Capital. New York  : Routledge, 2003



Tidak ada komentar:

Posting Komentar